Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

Hari Minggu Komsos Ke-58

Kecerdasan Artificial dan Kebijaksanaan Hati: Menuju Komunikasi Yang Sungguh Manusiawi

12 Mei 2024

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Senin 13 Mei 2024

Bacaan Liturgis – Pekan VII Paskah, Hari Keempat Novena Roh Kudus, Senin, 13 Mei 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 19:1-8

  • Mazmur Tanggapan: Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 16:29-33

Renungan Singkat : Roh Kudus, Solidaritas dan Subsidiaritas

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sub-tema Novena Roh Kudus hari ini adalah Roh Kudus Menguatkan Iman dalam Mewujudkan Solidaritas dan Subsidiaritas. Roh Kudus memiliki peran penting dalam kehidupan umat beriman, khususnya dalam mewujudkan Ajaran Sosial Gereja di bidang solidaritas dan subsidiaritas.

Ketika Paulus tuba di daerah pedalaman Asia, tepatnya di Efesus, ia mendapati beberapa murid. Kepada mereka Paulus berkata, “Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?” (Kis 19:2a). “Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus,” jawab mereka spontan (ay. 2b). “Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?” tanya Paulus lebih lanjut. Mereka pun menjawab, “Dengan baptisan Yohanes” (ay. 3).

Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat. Seperti dijelaskan oleh Paulus, “Baptisan Yohanes adalah baptisan tobat, dan Yohanes sendiri berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian daripadanya, yaitu Yesus” (ay. 4). Gereja juga mengajarkan, “Pembaptisan Yohanes adalah pembaptisan untuk pertobatan; pembaptisan dalam air dan dalam Roh Kudus akan menghasilkan satu kelahiran baru” (Katekismus Gereja Katolik, No. 720). Kelahiran baru inilah yang memungkinkan seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Itulah sebabnya Yesus berkata kepada Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi, yang datang kepada-Nya pada suatu malam, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Yoh 3:5).

Jelas bahwa Roh Kudus berperan penting dalam mengantar seseorang untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah atau Kerajaan Surga. Selain itu, Roh Kudus juga menambah atau menguatkan iman pada mereka yang telah percaya. Seperti dikatakan oleh Santo Basilius, seorang uskup kelahiran Kaisarea, ibu kota Provinsi Kapadokia, Asia Kecil (329-379), “Roh Kudus mengantar kita ke dalam Kerajaan Surga dan kepada pengangkatan sebagai anak; Ia mengajarkan kita untuk penuh kepercayaan menyebut Allah itu Bapa dan mengambil bagian dalam rahmat Kristus, menjadikan kita anak terang dan turut memiliki kemuliaan abadi.”

Dengan jelas Santo Basilius menyebut karya Roh Kudus yakni mengangkat kita sebagai anak-anak Allah dan mengajarkan kita untuk menyebut dan mengakui Allah sebagai Bapa dengan penuh kepercayaan. Roh Kudus mengajar kita untuk bertumbuh dan bertambah dalam iman akan Allah sebagai Bapa. Rasul Paulus pun menegaskan, “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: ‘Ya Abba, ya Bapa!’” (Rom 8:14-15; bdk. Gal 4:6).

Saudari dan saudara, umat beriman yang dikasihi Tuhan, pengakuan penuh kepercayaan akan Allah sebagai Bapa, Bapa yang mengasihi, Bapa yang memelihara, Bapa yang menjaga dan melindungi anak-anak-Nya dari yang jahat, mestinya membuat kita memiliki keyakinan seperti Yesus, Anak Allah. Seperti dikatakan dalam Injil hari ini,”Percayakah kamu sekarang? Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan, masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang Diri. Namun Aku tidak seorang Diri, sebab Bapa menyertai Aku” (Yoh 16:31-32).

Allah adalah Bapa yang solider. Ia mengutus Putra-Nya Yesus ke dunia untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Mat 1:21). Namun, ketika Ia ditinggalkan oleh murid-murid-Nya dan hanya seorang murid-Nya serta beberapa perempuan yang setia menyertai Yesus hingga di bahwa salib (lih. Yoh 19:25-27), Bapa tidak meninggalkan-Nya. “Aku tidak seorang Diri, sebab Bapa menyertai Aku,” kata-Nya.

Sebagai Pribadi yang telah mengalami solidaritas Bapa, Yesus pun menunjukkan sikap solider-Nya kepada kita, para murid-Nya, dengan kata-kata bijak-Nya, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia” (ay. 33). Dunia hanya bisa membenci (Yoh 15:18). Itulah yang dialami oleh Yesus, dunia yang membenci Dia. Sebaliknya, Yesus telah mengalahkan dunia dengan kesabaran dan kelembutan-Nya, dengan kuasa kasih dan pengampunan-Nya. Oleh sebab itu, Yesus mengingatkan murid-murid-Nya bahwa dalam dunia mereka menderita penganiayaan karena kebencian adalah karakter khas dari dunia.

Maka, terhadap para murid-Nya, Yesus meneguhkan dan menghibur para murid-Nya supaya kuat dan tabah hati manakala mereka menghadapi dunia yang hanya bisa membenci. Oleh karena itu, belajar dari Yesus, Sang Guru, meneguhkan dan menghibur sesama yang sedang menderita adalah bentuk konkret dari rasa solidaritas dan subsidiaritas; dan tindakan tersebut merupakan karya Roh Kudus. Sebab, Roh Kudus adalah Parakletos, Roh Penghibur (bdk. Yoh 15:26). “Meneguhkan dan menghibur sesama,” kata Paus Fransiskus, berarti “memberi daya hidup” (Seruan Apostolik Evangelii Gaudium, No. 273).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, rasa solidaritas dan subsidiaritas yang dinyatakan dalam tindakan dan dijiwai oleh Roh Kudus, selain membuat orang beroleh damai sejahtera dalam Yesus (Yoh 16:33a), juga memberi daya hidup bagi siapa, rasa solidaritas dan subsidiaritas itu dinyatakan.

Oleh sebab itu, mari kita terus membuka diri bagi kehadiran dan karya Roh Kudus. Sejauh kita membiarkan Roh Kudus yang berperan menambahkan iman di dalam kita, maka kita akan mampu untuk mewujudkan rasa solidaritas dan subsidiaritas. Tindakan solidaritas dan subsidiaritas dimaknai sebagai ungkapan iman yang dijiwai oleh Roh Kudus. Tuhan memberkati.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm